Kamis, 23 Oktober 2014

ilmu kesehatan

KONSEP KESEHATAN MASYARAKAT
  1. A.     Pengertian Sehat
               Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat bekerja secara normal. Bahkan benda mati pun seperti kendaraan bermotor atau mesin, jika dapat berfungsi secara normal, maka seringkali oleh pemiliknya dikatakan bahwa kendaraannya dalam kondisi sehat. Kebanyakan orang mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan seorang dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil pemeriksaan yang dilakukannya mendapatkan seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal. Namun demikian, pengertian sehat yang sebenarnya tidaklah demikian. Pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Pengertian sehat tersebut sejalan dengan pengertian sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1975 sebagai berikut: Sehat adalah suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, mental, dan sosial. Batasan kesehatan tersebut di atas sekarang telah diperbaharui bila batasan kesehatan yang terdahulu itu hanya mencakup tiga dimensi atau aspek, yakni: fisik, mental, dan sosial, maka dalam Undang-Undang N0. 23 Tahun 1992, kesehatan mencakup 4 aspek, yakni: fisik(badan), mental (jiwa), sosial, dan ekonomi. Batasan kesehatan tersebut diilhami oleh batasan kesehatan menurut WHO yang paling baru. Pengertian kesehatan saat ini memang lebih luas dan dinamis, dibandingkan dengan batasan sebelumnya. Hal ini berarti bahwa kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan sesuatu secara ekonomi. Bagi yang belum memasuki dunia kerja, anak dan remaja, atau bagi yang sudah tidak bekerja (pensiun) atau usia lanjut, berlaku arti produktif secara sosial. Misalnya produktif secara sosial-ekonomi bagi siswa sekolah atau mahasiswa adalah mencapai prestasi yang baik, sedang produktif secara sosial-ekonomi bagi usia lanjut atau para pensiunan adalah mempunyai kegiatan sosial dan keagamaan yang bermanfat, bukan saja bagi dirinya, tetapi juga bagi orang lain atau masyarakat. Keempat dimensi kesehatan tersebut saling mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat kesehatan seseorang, kelompok atau masyarakat. Itulah sebabnya, maka kesehatan bersifat menyeluruh mengandung keempat aspek. Perwujudan dari masing-masing aspek tersebut dalam kesehatan seseorang antara lain sebagai berikut:
1. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau   tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
2. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual.
•  Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
• Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan  emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
• Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa (Allah SWT dalam agama Islam). Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.
3. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
       4. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti  mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut.
praktek Ilmu resep Siswa SMK FARMASI YASARI PAREPAREB.   Mengapa Sehat Itu Perlu?
Kesehatan bukanlah segalanya, akan tetapi tanpa kesehatan segalanya itu tiada arti. Pada dasarnya setiap orang sangat mengidam-idamkan kondisi tubuh yang sehat. Mengapa demikian? Karena kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia. Kesehatan berperan penting dalam kehidupan setiap manusia, karena :
􀂃 kesehatan merupakan salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia.
􀂃 kesehatan sebagai suatu syarat untuk mewujudkan perkembangan jasmani, rohani   (mental), dan sosial yang serasi,
􀂃 kesehatan sebagai syarat untuk melakukan aktivitas secara optimal dan pada gilirannya akan berpengaruh terhadap prestasi dan produktivitas.
Menyadari arti dan peran penting kesehatan, maka Pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Kesehatan turut mencanangkan program Kesehatan Bagi Semua tahun 2000 (Health or All by the year 2000). Tujuannya agar masyarakat Indonesia, baik di perkotaan maupun di pedesaan menjadi masyarakat yang sehat dan kuat untuk melaksanakan pembangunan nusa dan bangsa kita yang kini sedang giat-giatnya dilakukan. Hal ini merupakan rekomendasi dari konferensi kesehatan se dunia di Alma  Ata, Kazhaktan, tahun 1978.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. Hal ini berarti, bahwa dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan ini, kesehatan pribadi, kelompok, atau masyarakat harus diupayakan. Upaya mewujudkan kesehatan ini dilakukan oleh pribadi, kelompok, masyarakat, baik secara lembaga oleh pemerintah, ataupun swadaya masyarakat (LSM). Dilihat dari sifat upaya mewujudkan kesehatan tersebut dapat dilihat dari dua aspek,yaitu pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan.
Pemeliharaan kesehatan mencakup 2 aspek juga, yakni: preventif (pencegahan penyakit) dan promotif (peningkatan kesehatan) itu sendiri. Kesehatan perlu ditingkatkan karena kesehatan seseorang itu relatif dan mempunyai bentangan yang luas. Oleh sebab itu, upaya kesehatan promotif mengandung makna kesehatan seseorang, kelompok atau pribadi harus selalu diupayakan sampai ke tingkat kesehatan yang optimal.
C.     Pengertian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Untuk dapat mengerti dengan baik tentang kesehatan masyarakat berikut kegiatan-kegiatannya, kita pahami batasan batasan berikut :
Kesehatan
Menurut Undang-undang No.23 tahun 1992 pasal 1 ayat 1, kesehatan meliputi kesehatan badan, rohani (mental) dan sosial, dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan.
Kesehatan rohani (Kesehatan Jiwa)
Menurut Undang-undang No.23 tahun 1992 pasal 24 ayat 1, kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.
Kesehatan Sosial
Kesehatan sosial adalah perikehidupan dalam masyarakat; perikehidupan ini harus sedemikian rupa sehingga setiap warga negara mempunyai cukup kemampuan untuk memelihara dan memajukan kehidupannya sendiri serta kehidupan keluarganya dalam masyarakat yang memungkinkannya bekerja, beristirahat dan menikmati hiburan pada waktunya.
Masyarakat
Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
Jadi Kesmas adalah suatu usaha kelompok masyarakat untuk selalu berada pada keadaan sejahtera baik badan, jiwa, dan sosial serta hidup produktif dari segi sosial dan ekonomis.
        Menurut Winslow, Kesehatan Masyarakat adalah suatu ilmu dan seni yang bertujuan mencegah timbulnya penyakit, memperpanjang masa hidup, dan mempertinggi nilai kesehatan serta efisiensi melalui usaha usaha masyarakat yang terorganisasikan untuk :
  1. Menciptakan lingkungan hidup yang sehat.
  1. Pendidikan dalam soal-soal kebersihan perorangan,
  1. Pengorganisasian usaha-usaha kedokteran dan perawatan, dalam usaha untuk memperoleh diagnosa (pengenalan kelainan) sedini mungkin dan pengobatan serta pencegahan penyakit,
  1. Serta mengembangkan organisasi-organisasi kesejahteraan masyarakat agar dapat menjamin setiap orang memperoleh tingkat kehidupan yang banyak dan cukup untuk memelihara kesehatannya.
DRuang lingkup Ilmu Kesehatan Masyarakat
Secara garis besar, ruang lingkup Ilmu Kesehatan Masyarakat, antara     lain:
Epidemiologi
Biostatik/Statistik Kesehatan
Kesehatan lingkungan
Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Administrasi Kesehatan Masyarakat
Gizi Masyarakat
Kesehatan Kerja
  1. E.  Tujuan Usaha Kesehatan Masyarakat
Tujuan usaha Kesehatan Masyarakat ialah agar setiap warga masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik jasmani, rohani, maupun sosialnya serta diharapkan berumur panjang.
Objek dan Bidang Kajian Ilmu Kesehatan
 Sesuai dengan fokus bidang kajian yang dipelajari dan hakikat masalahnya, maka ilmu kesehatan dalam perkembangannya dapat dikelompokkan menjadi:
1. Ilmu kesehatan pribadi (personal health) yang fokus bidang kajiannya adalah orang per orang (pribadi).
2. Ilmu kesehatan masyarakat (public health) yang fokus bidang kajiannya adalah kelompok manusia dalam masyarakat.
Kedua sifat keilmuan ini akhirnya masing-masing berkembang menjadi cabang ilmu  sendiri.
  1. F.  Prinsip prinsip Kesehatan Masyarakat
Agar usaha kesehatan masyarakat dapat terlaksana dengan baik maka ada beberapa prinsip pokok yang harus terpenuhi, yaitu:
  1. Usaha Kesehatan Masyarakat lebih mengutamakan tindakan pencegahan (preventif) daripada pengobatan (kuratif).
  1. Dalam melaksanakan tindakan pencegahan selalu menggunakan cara-cara yang ringan biaya dan berhasil guna.
  1. Dalam melaksanakan kegiatannya lebih menitikberatkan pada masyarakat, baik sebagai pelaku (subyek) dan sasaran (obyek) atau dengan kata lain suatu usaha dari, oleh dan untuk masyarakat.
  1. Dalam melibatkan masyarakat sebagai pelaku maka sasaran yang diutamakan adalah masyarakat yang terorganisir.
  1. Ruang lingkup usaha lebih mengutamakan masalah-masalah kesehatan kemasyarakatan daripada kesehatan perorangan karena bila tidak ditanggulangi dengan segera dapat mengancam kesehatan dan keselamatan masyarakat luas.
G. Usaha Kesehatan Masyarakat
  1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
Penyakit menular adalah penyakit infeksi yang dapat dipindahkan dari orang atau hewan sakit, dari reservoir ataupun dari agent lainnya ke manusia sehat. Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh suatu bibit penyakit seperti bakteri, virus, ricketsia, jamur, protozoa dan cacing.
  1. Kesehatan Ibu dan anak
Usaha KIA bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu-ibu secara teratur dan terus menerus dalam waktu sakit dan sehat , pada masa antepartum, postpartum, dan masa menyusui serta pemeliharaan anak-anaknya dari mulai lahir sampai masa pra sekolah.
  1. Hygiene dan Sanitasi Lingkungan
Higiene dan sanitasi lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik, biologis, sosial dan ekonomi yang  mempengaruhi kesehatan manusia, dimana lingkungan yang berguna ditingkatkan dan diperbanyak, sedangkan yang merugikan diperbaiki atau dihilangkan.
  1. Usaha Kesehatan Sekolah, mata, dan jiwa serta usaha gizi akan dibahas lebih lanjut.
  1. Pendidikan Kesehatan kepada masyarakat
Tujuan pendidikan kesehatan kepada masyarakat adalah untuk membantu masyarakat agar dapat hidup sehat dengan usahanya sendiri. Setelah diberikan pendidikan misalnya mandi yang teratur dan memakai sabun dapat menghindarkan penyakit kulit, cuci tangan sebelum makan dapat menghindari penyakit perut menular dan lain-lain.
  1. Perawatan kesehatan masyarakat
Adalah usaha perawatan yang dijalankan dalam masyarakat yang dilakukan dalam waktu sakit maupun sehat, guna meningkatkan derajat kesehatan, memperbaiki hygiene lingkungan, pencegahan penyakit dan rehabilitasi.
Keluarga Berencana
Adalah upaya manusia untuk mengatur secara sengaja kehamilan dalam keluarga, secara tidak melawan hukum dan moral pancasila demi kesejahteraan keluarga.
  1. Usaha Rehabilitasi
Adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat sesuai dengan kemampuannya.
  1. Usaha Farmasi
Adalah usaha yang berkaitan dengan tugas pemerintah dalam menyediakan obat-obat, bahan obat, perbekalan kesehatan lainnya yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat, termasuk juga pengaturan dan pengawasan penyimpanan, peredaran dan pemakainya.
  1. Laboratorium
Usaha kesehatan tidak akan berjalan baik tanpa bantuan dari laboratorium. Laboratorium ini diperlukan untuk pemeriksaan.
  1. Statistik Kesehatan
Statistik adalah suatu pernyataan jumlah atau keterangan yang sebaik-baiknya dinyatakan dengan angka dari keadaan yang timbul dalam masyarakat. Data yang penting untuk perencanaan dalam bidang kesehatan adalah :
  • Data demografi, yaitu tentang jumlah penduduk beserta pembagiannya berdasarkan umur dan jenis kelamin.
  • Data vital statistik, yaitu tentang angka kelahiran, kematian, perkawinan.
  • Data tentang kesehatan, yaitu menyangkut macam penyakit dan kasus-kasus penyebab kematian dan sebagainya.
  • Data tentang hygiene dan sanitasi lingkungan, yaitu tentang sumber  air rumah tangga, pengolahan limbah rumah tangga, keadaan perumahan dan lain-lain.
  • Data mengenai fasilitas kesehatan, seperti jumlah rumah sakit, puskesmas, KIA, jumlah tenaga medis dan lain-lain.
  • Data mengenai lembaga pendidikan kesehatan, anggaran kesehatan dari pemerintah dan sumber-sumber fisik seperti alat-alat kesehatan dan obat-obatan.
  1. Administrasi usaha Kesehatan Masyarakat
Terdiri atas penyusunan rencana kerja, penyusunan rencana pelaksanaan, koordinasi, pengawasan, penilaian dan tata usaha.
  1. H.  Faktor faktor yang mempengaruhi Kesehatan
    1. Penyebab Penyakit (Agent)
Penyebab penyakit dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:
  1. Golongan Eksogen yaitu penyebab penyakit yang terdapat di luar tubuh manusia yang dapat menyerang perorangan dan masyarakat.terbagi atas :
Yang nyata dan hidup, penyebab penyakit ini sering disebut bibit penyakit seperti bakteri, virus, cacing, protozoa, jamur, dan sebagainya.
Yang nyata tak hidup terdiri dari zat-zat kimia(racun), trauma, kekurangan zat makanan.
Yang berbentuk abstrak, misalnya di bidang ekonomi (kemiskinan), Bidang sosial (orang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga sering melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan hukum yang berlaku di masyarakat), bidang mental (tidak berperikemanusiaan).
  1. Golongan Endogen yaitu sifat seseorang yang dasarnya sudah ditentukan sejak lahir, yang memudahkan timbulnya penyakit tertentu.termasuk golongan ini adalah penyakit turunan misalnya asma, buta warna, diabetes dan sebagainya.
  1. Manusia sebagai Tuan Rumah (Host)
Manusia sebagai tuan rumah, yaitu manusia yang dihinggapi penyakit, merupakan faktor yang sangat penting. Bila seseorang ditulari bibit penyakit, maka belum tentu orang tersebut akan menderrita sakit karena tergantung dari beberapa hal. Salah satu diantaranya ialah daya tahan tubuh orang tersebut. Daya tahan tubuh yang tinggi, baik badan, jiwa maupun sosialnya dapat menghindarkan manusia dari berbagai jenis penyakit. Daya tahan tubuh ini dapat dipertinggi dengan jalan :
  • Makanan yang sehat cukup kualitas maupun kuantitas
  • Vaksinasi untuk mencegah infeksi penyakit tertentu
  • Cara hidup yang teratur, bekerja, beristirahat, berekreasi dan menikmati hiburan pada waktunya
  • Berpengetahuan luas dengan menuntut ilmu di bangku sekolah maupun dari pengalaman hidup di masyarakat
  • Patuh pada ajaran agama
  • Berolahraga secara teratur
Daya tahan masyarakat tergantung pada daya tahan perorangan yang membentuk masyarakat itu. Makin tinggi daya tahan perorangan dan makin banyak orang yang meningkatkan daya tahan tubuhnya maka makin tinggi pula daya tahan masyarakat, sehingga kesehatan masyarakat akan semakin terjamin.
  1. Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah segala sesuatu baik benda maupun keadaan yang berada di sekitar yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia dan masyarakat.
Lingkungan hidup dapat dibagi dalam 4 golongan yaitu :
  1. Lingkungan biologik, terdiri atas organisme yang berada di sekitar manusia
  1. Lingkungan fisik terdiri atas benda-benda yang tak hidup yang berada di sekitar manusia. Termasuk di dalamnya udara, sinar matahari, tanah, dan air
  1. Lingkungan ekonomi,merupakan lingkungan yang abstrak misalnya sifat sosial, kebiadaban, egoistis.
Dalam hal hubungan manusia dengan lingkungan yang mengandung bahaya baginya,  ada dua tindakan yang dapat diambil agar tetap sehat, yaitu :
  • Tindakan yang ditujukan kepada manusia sendiri agar mempunyai daya tahan tubuh yang tinggi serta menghindari kontak dengan bibit penyakit dan penyebab penyakit lainnya
  • Tindakan yang ditujukan kepada lingkungan hidup manusia dengan maksud mengubah lingkungan hidup, sehingga faktor yang buruk dapat diatasi sehingga tidak membahayakan kesehatan manusia.
Kata-kata Penting
􀂃 Sehat
􀂃 Sakit
􀂃 Promotif
􀂃 Preventif
􀂃 Kuratif
􀂃 Rehabilitatif
􀂃 Gaya hidup sehat
􀂃 Upaya kesehatan
􀂃 Perilaku sehat

Ilmu kesehatan

Pengertian Kesehatan Masyarakat Menurut Winslow (1920) bahwa Kesehatan Masyarakat (Public Health) adalah Ilmu dan Seni : mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui “Usaha-usaha Pengorganisasian masyarakat “ untuk : (Notoatmodjo, 2003)
  1. Perbaikan sanitasi lingkungan
  2. Pemberantasan penyakit-penyakit menular
  3. Pendidikan untuk kebersihan perorangan
  4. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan.
  5. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya.
Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat. Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat.
Banyak disiplin ilmu yang dijadikan sebagai dasar ilmu kesehatan masyarakat antara lain, Biologi, Kimia, Fisika, Kedokteran, Kesehatan Lingkungan, Sosiologi, Pendidikan, Psikologi, Antropologi, dan lain-lain. Berdasarkan kenyataan ini maka ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multidisiplin. Namun secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat, atau sering disebut sebagai pilar utama Ilmu Kesehatan Masyarakat ini antara lain :
  1. Administrasi Kesehatan Masyarakat.
  2. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
  3. Biostatistik/Statistik Kesehatan.
  4. Kesehatan Lingkungan.
  5. Gizi Masyarakat.
  6. Kesehatan Kerja.
  7. Epidemiologi.
Mengapa ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multi disipliner, karena memang pada dasarnya Masalah Kesehatan Masyarakat bersifat multikausal, maka pemecahanya harus secara multidisiplin. Oleh karena itu, kesehatan masyarakat sebagai seni atau prakteknya mempunyai bentangan yang luas. Semua kegiatan baik langsung maupun tidak untuk mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik, mental, dan sosial) atau kuratif, maupun pemulihan (rehabilitatif) kesehatan (fisik, mental, sosial) adalah upaya kesehatan masyarakat. (Notoatmodjo, 2003).
Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai seni atau penerapan ilmu kesehatan masyarakat antara lain sebagai berikut :
  1. Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular.
  2. Perbaikan sanitasi lingkungan
  3. Perbaikan lingkungan pemukiman
  4. Pemberantasan Vektor
  5. Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat
  6. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
  7. Pembinaan gizi masyarakat
  8. Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum
  9. Pengawasan Obat dan Minuman
  10. Pembinaan Peran Serta Masyarakat

simplisia

Hubungan Farmakognosi Dengan Obat

              Perkataan    Farmakognosi    berasal    dari    dua   kata   Yunani    yaitu Pharmakon yang  berarti obat dan gnosis yang berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi farmakognosi berarti pengetahuan tentang obat.
              Definisi yang mencakup seluruh ruang lingkup farmakognosi diberikan oleh Fluckiger, yaitu pengetahuan secara serentak berbagai macam cabang ilmu pengetahuan untuk memperoleh segala segi yang perlu diketahui tentang obat.
Ada beberapa definisi tentang obat misalnya :
1.
Obat                      :
Yakni suatu bahan atau paduan bahan – bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok bagian badan manusia.
2.
Obat Jadi               :
Yakni obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk, cairan, salep, tablet, pil, suppositoria atau bentuk yang mempunyai  nama teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau  buku- buku lain  yang ditetapkan pemerintah .
3.
Obat Paten            :
Yakni obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas  nama  si pembuat  atau dikuasakannya  dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya.
4.
Obat Baru             :
Yakni obat yang terdiri dari atau berisi suatu zat baik  sebagai   bagian yang berkhasiat maupun yang tidak  berkhasiat, misalnya lapisan, pengisi, pelarut, bahan pembantu atau komponen lain yang belum dikenal, sehingga tidak diketahui khasiat atau kemurniannya.
5.
Obat Tradisional   :
Adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari  bahan- bahan tersebut, cara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
B. Ruang Lingkup Farmakognosi
              Farmakognosi  adalah  sebagai  bagian  biofarmasi, biokimia dan kimia sintesa, sehingga  ruang lingkupnya menjadi luas seperti yang  diuraikan dalam definisi Fluckiger.  Sedangkan di Indonesia saat ini untuk praktikum Farmakognosi hanya  meliputi segi pengamatan makroskopis, mikroskopis dan organoleptis yang    seharusnya juga mencakup identifikasi, isolasi dan pemurnian setiap zat yang  terkandung dalam simplisia  dan bila perlu penyelidikan dilanjutkan ke arah sintesa. Sebagai contoh :  Chloramphenicol dapat dibuat secara sintesa total, yang sebelumnya hanya dapat diperoleh dari biakkan cendawan Streptomyces venezuela.
              Alam memberikan kepada kita bahan alam darat dan laut berupa tumbuhan, hewan dan mineral yang jika diadakan identifikasi dan menentukan sistimatikanya, maka diperoleh bahan alam berkhasiat obat. Jika bahan alam yang berkhasiat obat ini dikoleksi, dikeringkan, diolah, diawetkan dan disimpan, akan diperoleh bahan yang siap pakai atau simplisia, disinilah keterkaitannya dengan farmakognosi.
              Simplisia yang diperoleh dapat berupa rajangan atau serbuk. Jika dilakukan uji khasiat, diadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau fitomedisin ; bahan – bahan fitofarmaka inilah yang disebut obat. Bila dilakukan uji klinik, maka akan diperoleh obat jadi.
              Serbuk dari simplisia jika diekstraksi dengan menggunakan berbagai macam metode ekstraksi dengan pemilihan pelarut , maka hasilnya disebut ekstrak. Apabila ekstrak yang diperoleh ini diisolasi dengan pemisahan berbagai kromatografi, maka hasilnya disebut isolat.
              Jika isolat ini dimurnikan, kemudian ditentukan sifat – sifat fisika dan kimiawinya akan dihasilkan zat murni, yang selanjutnya dapat dilanjutkan penelitian tentang identifikasi, karakterisasi, elusidasi struktur dan spektrofotometri.
              Proses ekstraksi dari serbuk sampai diperoleh isolat bahan obat dibicarakan dalam fitokimia dan analisis fitokimia. Bahan obat jika diadakan uji toksisitas dan uji pra klinik akan didapatkan obat jadi. Mulai dari bahan obat sampat didapatnya obat jadi dapat diuraikan dalam skema berikut :
C. Hubungan Farmakognosi Dengan Botani - Zoologi
              Simplisia  harus mempunyai  identitas  botani – zoologi  yang  pasti, artinya  harus diketahui dengan tepat nama latin tanaman atau hewan dari mana  simplisia tersebut diperoleh, misalnya : menurut Farmakope Indonesia ditentukan bahwa untuk Kulit Kina harus diambil dari tanaman asal Cinchona succirubra, sedangkan jenis kina terdapat banyak sekali , yang tidak mempunyai kadar kina yang tinggi. Atas dasar pentingnya identitas botani – zoologi maka nama –nama tanaman  atau hewan dalam Farmakope selalu disebut nama latin dan tidak dengan nama   daerah, karena satu nama daerah seringkali  berlaku untuk lebih dari satu macam tanaman  sehingga dengan demikian nama daerah tidak selalu memberikan kepastian identitas. Dengan demikian menetapkan identitas botani – zoologi secara tepat adalah langkah pertama yang harus ditempuh sebelum  melakukan kegiatan-kegiatan lainnya dalam bidang farmakognosi.
D. Hubungan Farmakognosi Dengan Ilmu – Ilmu Lain 
          Sebelum kimia organik dikenal, simplisia merupakan bahan utama yang harus tersedia di tempat meramu atau meracik obat dan  umumnya diramu atau diracik  sendiri oleh tabib yang memeriksa sipenderita,  sehingga dengan cara tersebut Farmakognosi  dianggap sebagai bagian dari Materia Medika. Simplisia diapotik kemudian terdesak oleh perkembangan galenika, sehingga persediaan simplisia di apotik digantikan dengan sediaan – sediaan galenik yaitu,  tingtur, ekstrak, anggur dan lain – lain.        
           Kemudian setelah kimia organik berkembang, menyebabkan makin  terdesaknya  kedudukan simplisia di apotik - apotik. Tetapi hal ini bukan berarti  simplisia tidak diperlukan lagi, hanya  tempatnya tergeser ke pabrik - pabrik  farmasi, Tanpa  adanya simplisia di apotik tidak akan terdapat sediaan-sediaan galenik, zat kimia  murni maupun sediaan bentuk lainnya, misalnya:  serbuk, tablet,  ampul, contohnya:  Injeksi Kinin Antipirin,  Secara sepintas Kinina antipirin dibuat secara sintetis tetapi dari sediaan tersebut hanya Antipirin saja  yang dibuat sintetis  sedangkan kinina hanya dapat diperoleh jika ada Kulit Kina, sedangkan untuk mendapatkan kulit kina yang akan  ditebang atau dikuliti adalah dari jenis Cinchona yang dikehendaki. Untuk memperoleh jenis Cinchona yang dikehendaki tidak mungkin diambil dari jenis Cinchona yang  tumbuh liar, sehingga harus ada cara pengumpulan dan perkebunan yang baik dan terpelihara. Dalam perkebunan ini farmakognosi erat hubungannya dengan ilmu-ilmu lain misalnya: Biokimia, dalam pembuatan zat-zat sintetis seperti Kortison, Hidrokortison dan lain - lainnya.
              Dari contoh - contoh tersebut maka dapat diketahui bahwa ruang   lingkup Farmakognosi tidak terbatas pada pengetahuan tentang simplisia yang tertera dalam Farmakope, tetapi meliputi pemanfaatan alam  nabati- hewani dan mineral  dalam berbagai aspeknya di bidang farmasi dan Kesehatan.
E. Sejarah Dan Perkembangan Farmakognosi
              Pada kurang lebih 2500 tahun sebelum masehi, penggunaan tanaman obat sudah dilakukan orang,  hal  ini dapat diketahui dari lempeng tanah liat yang tersimpan di Perpustakaan Ashurbanipal di Assiria,  yang memuat simplisia antara lain kulit delima, opium, adas manis, madu, ragi, minyak jarak. Juga orang Yunani kuno  misalnya  Hippocrates  (1446 sebelum  masehi),  seorang tabib telah mengenal kayu manis, hiosiamina, gentiana,  kelembak, gom   arab, bunga kantil dan lainnya.
              Pada tahun 1737 Linnaeus, seorang ahli botani Swedia, menulis buku                                   “Genera Plantarum” yang kemudian merupakan buku pedoman utama dari sistematik botani,  sedangkan farmakognosi modern  mulai dirintis oleh  Martiuss.  Seorang apoteker Jerman dalam bukunya “Grundriss Der Pharmakognosie Des Planzenreisches” telah menggolongkan simplisia menurut segi morfologi, cara- cara untuk   mengetahui kemurnian simplisia.                  
              Farmakognosi mulai berkembang pesat setelah pertengahan abad ke 19 dan masih terbatas pada uraian makroskopis dan mikroskopis. Dan sampai dewasa ini  perkembangannya sudah sampai ke usaha- usaha isolasi, identifikasi dan juga teknik-teknik kromatografi untuk tujuan analisa kualitatif dan kuantitatif.
F.           Ejaan Latin
     Meskipun alfabet Latin sama dengan alfabet yang dipergunakan dalam bahasa Indonesia, tetapi dengan ejaan yang disempurnakan pada bahasa Indonesia, maka  terrdapat perbedaan cara pengucapan dari beberapa huruf dan rangkaian huruf.
Cara pembacaan huruf – huruf atau rangkaian – rangkaian huruf Latin yang dimaksud, dapat kita lihat pada contoh – contoh  berikut ini :
Huruf atau rangkaian huruf
Dibaca sebagai
Contoh
Diucapkan sebagai
ae
e
Galangae
ga-la-nge


Lobeliae
lo-be-li-e
c
k jika diikuti huruf a, o, u  atau huruf mati
Cacao
ka-ka-o

Cola
ko-la


Curcuma
kur-ku-ma


Fructus                     
Fruk -tus
c  
s  jika diikuti  huruf          e, i, y
Cera    
Se-ra

Citri
Sit-tri


Glycyrrhiza
Gli-si-ri-sa
cc
kk  jika diikuti huruf a , o,  u
Succus
Suk-kus



cc
ks  jika diikuti huruf 
Coccinella            
Kok-si-ne-la

e,  i,  y


ch
kh jika diikuti huruf
Cinchona
Sin-ko-na

hidup


ch
h jika diikuti huruf mati
Strychni 
Strih-ni
eae
e
Dioscoreae
Di-es-ko-re
eu
e  + u
Oleum
O-le-um


Cetaceum
Se-ta-se-um
ff
f
Paraffinum
Pa-ra-fi-num
ie
i..+ ye
Iecoris
Iye-ko-ris
ii
i  + i
Aurantii
Au-ran-ti-i
j
y
Cajuputi
Ka-yu-pu-ti
ll
l
Vanilla
Va-ni-la
mm
m
Gummi
Gu-mi


Ichtammolum
Ih-ta-mo-lum
nh
n
Ipecacuanhae
I-pe-ka-ku-ane
oe
eu
Foeniculi
Feu-ni-ku-li


Asafoetida
A-sa-feu-ti-da
nn
n
Belladonna
Be-la-do-na


Sennae
Se-ne
ph
f
Orthosiphon
Or-to-si-fon
pp
p
hippoglossi
hi-po-glo-si
qu
kw
quercus
kwer-kus
rh
r
rhei
rhizoma
re-i
ri-zo-ma
rr
r
myrrha
mi-ra
sh
sy
shorea
syo-re


purshiana
pur-si-a-na
ss
s
Cassia
ka-si-a
th
t
Mentha
men-ta
tiae
sie
Liquiritiae
li-kwi-ri-sie








Huruf atau rangkaian huruf
Dibaca sebagai
Contoh
Diucapkan sebagai
x
ks jika tertera pada tengah / akhir kata
Pix
p iks

radix
ra-diks


cortex
kor-teks


bixa
bik-sa
x
s jika pada permulaan kata
xanthorrhiza
san-to-ri-za
y
i jika didahului dan / atau diikuti oleh huruf mati
hydrastis
hi-dras-tis

maydis
ma-i-dis
y
y jika diapit oleh 2 huruf hidup
papaya
pa-pa-ya



G.           Tata Nama Latin Tanaman
1.
Nama Latin tanaman terdiri dari 2 kata, kata pertama disebut nama genus  dan   perkataan kedua disebut petunjuk species , misalnya nama  latin dari padi adalah Oryza sativa, jadi Oryza adalah genusnya  sedangkan sativa adalah petunjuk speciesnya. Huruf pertama dari genus ditulis dengan huruf besar dan   huruf pertama dari petunjuk species ditulis dengan huruf kecil .Nama ilmiah lengkap dari suatu tanaman terdiri dari nama latin   diikuti dengan  singkatan nama ahli botani yang memberikan nama  latin tersebut.
Beberapa contoh adalah sebagai berikut :
          Nama ahli botani       Disingkat sbg      Nama tanaman lengkap
Linnaeus                           L                        Oryza sativa  L
De Candolle                      DC                   Strophanthus  hispidus DC                                                                                       
Miller                               Mill                   Foeniculum vulgare Mill
         Houttuyn                         Houtt                  Myristica  fragrans  Houtt
2
Nama latin tanaman tidak boleh lebih dari 2 perkataan,  jika lebih dari 2 kata (3 kata), 2  dari 3 kata tersebut harus digabungkan dengan  tanda (-) .
 Contoh  : Dryopteris filix – mas
                 Strychnos nux  - vomica
                 Hibiscus rosa - sinensis
3
Kadang- kadang terjadi penggunaan 1 nama latin terhadap 2 tanaman yang berbeda, hal ini disebut homonim dan keadaan seperti ini terjadi sehingga ahli botani lain keliru menggunakan nama latin yang  bersangkutan terhadap tanaman lain yang juga cocok dengan  uraian  morfologis tersebut.
H.      Tata Nama Simplisia
               Dalam ketentuan umum  Farmakope Indonesia disebutkan bahwa nama simplisia nabati ditulis dengan menyebutkan nama  genus atau  species  nama  tanaman, diikuti  nama  bagian  tanaman  yang digunakan.  Ketentuan ini tidak berlaku untuk simplisia nabati yang           diperoleh dari   beberapa macam tanaman dan untuk eksudat nabati.         
Contoh   :      
1.
Genus +  nama bagian tanaman        :
Cinchonae Cortex,  Digitalis  Folium,                                         Thymi Herba, Zingiberis Rhizoma
2.
Petunjuk species +  nama bagian tanaman      :
Belladonnae Herba, Serpylli  Herba,               Ipecacuanhae Radix, Stramonii Herba
3.
Genus + petunjuk species + nama bagian tanaman :
Curcuma aeruginosae Rhizoma,                                            Capsici  frutescentis Fructus
Keterangan : Nama species terdiri dari genus + petunjuk spesies
Contoh :
              Nama spesies       : Cinchona succirubra
              Nama genus         : Cinchona
              Petunjuk species : succirubra
I.       Tempat Tumbuh                     
         Pengertian tumbuh adalah daerah yang banyak menghasilkan simplisia yang bersangkutan. Data tentang tempat tumbuh asli kadang-kadang hanya  mempunyai nilai sejarah dan tidak mempunyai arti ekonomis, misalnya :
§   Tanaman kina yang asli terdapat dipegunungan Andez di Amerika selatan,  sekarang kultur yang ekonomis bernilai hanya dilakukan di pulau Jawa
§   Minyak Kenanga yang semula dikuasai produknya oleh Filipina,  sekarang sebagian besar diproduksi di kepulauan Nossi Be dan Komoro  dekat Madagaskar.
§   Untuk keperluan tertentu, cengkeh Zanzibar ternyata lebih disukai dari cengkeh daerah asalnya , kepulauan Maluku.
§   Buah Vanili asli dari  Meksiko tidak lagi diproduksi di daerah asalnya, melainkan di produksi di Tahiti, Indonesia dan kepulauan Reunion.
J.           Beberapa Definisi
1
Simplisia                  :
adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang   belum   mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa  bahan yang telah dikeringkan.
2.
Simplisia nabati      : 
adalah simplisia berupa tanaman utuh,bagian tanaman  atau eksudat tanaman.

Eksudat tanaman     :
adalah  isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi  sel dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat  nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya  dan belum  berupa zat kimia murni .
3.
Simplisia hewani     :
adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau  zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum  berupa zat  kimia murni.
4.
Simplisia mineral    :    ( pelikan)
adalah simplisia yang berupa mineral (pelikan) yang belum diolah atau diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
5.
Alkaloida                 : 
 adalah suatu basa organik yang mengandung unsur Nitrogen ( N) pada umumnya berasal dari tanaman , yang mempunyai efek   fisiologis kuat/ keras terhadap manusia. Sifat lainnya adalah sukar larut dalam air, dengan suatu asam akan membentuk garam alkaloid yang lebih  mudah larut dalam air. Contohnya Codein, Papaverin, Atropin
6.
Glikosida     : 
Adalah suatu zat yang oleh enzim tertentu akan terurai   menjadi satu macam gula serta satu atau lebih zat bukan gula. Contohnya amigdalin, oleh enzim emulsin akan terurai menjadi glukosa +    benzaldehida + asam biru ( sianida).
7.
Enzim           :
adalah suatu biokatalisator yaitu senyawa atau zat yang berfungsi mempercepat reaksi biokimia / metabolisme dalam tubuh organisme. Sering mempunyai nama dengan akhiran  ase, seperti : Amilase, Penisilinase dan lain- lain. Daya kerjanya dibatasi   oleh suhu , dimana pada suhu 00 C tidak akan aktif dan diatas 600 C akan   mati.
8.
Vitamin        :
adalah suatu zat yang dalam jumlah sedikit sekali diperlukan oleh tubuh manusia untuk membentuk metabolisme tubuh. Tubuh manusia   sendiri tidak dapat memproduksi vitamin.
9.
Hormon       :
adalah suatu zat yang dikeluarkan oleh kelenjar endokrin yang    mempengaruhi faal tubuh dan mempengaruhi besar bentuk tubuh. Bahan organik asing, disingkat benda asing, adalah satu  atau  keseluruhan dari apa yang disebutkan dibawah ini :
a.       Fragmen bagian atau bagian tanaman asal simplisia selain bagian tanaman yang disebutkan dalam paparan makroskopik atau bagian  sedemikian yang nilai batasnya disebut monografi
b.      Hewan atau hewan asing berikut fragmennya, zat yang dikeluarkan    hewan, kotoran hewan, batu, tanah atau zat pengotor lainnya
K.          Budidaya Tanaman Obat
              Berdasarkan kenyataan hingga sekarang sumber simplisia  nabati sebagian masih diperoleh dengan menebang atau memungut langsung  dari  tempat tumbuh alami. Sedangkan pembudidayaan tanaman  obat  masih terbatas   pada jenis-jenis tertentu.     
              Penambangan  simplisia  tanpa  pertimbangan  atau   pengelolaan yang   baik   demi  kesetimbangan  alam,  akan  dapat  mengakibatkan kelangkaan. Bahkan  sering terjadi, dengan pengenalan teknologi baru atau pengabaian lingkungan  tumbuh,  dapat  menimbulkan  dampak (akibat)  yang  merugikan  bagi  kelestarian   suatu  species. Adanya tindakan pembudidayaan, merupakan  suatu tindakan  pengadaan  atau  penyediaan simplisia secara kontinyu dan teratur yang  sekaligus dapat  merupakan suatu pelestarian nuftah. Pembudidayaan tanaman obat dapat pula merupakan usaha utama atau  sambilan yang dapat menambah pendapatan keluarga.
               Dipekarangan  pengembangan TOGA (tanaman obat keluarga)  berarti  pendayagunaan lahan untuk untuk memenuhi nilai estetika  maupun untuk keperluan kesehatan. Umumnya simplisia hasil budidaya pedesaan mutunya belum tinggi.  Hal ini umumnya karena kurang intensifnya penanaman, meliputi cara bertanam, pemeliharaan dan panen. Bahkan sering penentuan waktu panen lebih banyak berorientasi kepada harga pasar dari pada stadia tumbuh yang erat hubungannya  dengan tingginya hasil dan kualitas.
              Budidaya tanaman obat pada hakekatnya adalah suatu cara pengelolaan sehingga suatu tanaman obat dapat mendatangkan hasil tinggi dan bermutu baik. Keadaan ini bisa terjadi jika tanaman dapat tumbuh pada lingkungan yang sesuai , antara lain pada kesuburan tanah sepadan, iklim yang sesuai dengan teknologi tepat guna.
Tahap pembudidayaan tanaman dilakukan sebagai berikut :
         1. Pengelolaan tanah
            Sebagian besar tanaman obat diusahakan di tanah kering. Pada dasarnya pengolahan tanah bertujuan menyiapkan tempat atau media tumbuh yang serasi bagi pertumbuhan tanaman. Pada kesuburan fisik dan kesuburan kimiawi. Jika kedua macam kesuburan telah dipenuhi untuk jenis tanaman yang diusahakan., maka dapat dikatakan tanah tersebut subur bagi tanaman tersebut. Kesuburan fisik sangat erat hubungannya dengan struktur tanah yang menggambarkan susunan butiran tanah, udara, dan air, sehingga  dapat menjamin aktivitas akar dalam mengambil zat-zat yang diperlukan tanaman.  Sedangkan kesuburan kimiawi sangat erat hubungannya dengan kemampuan tanah menyediakan kebutuhan nutrisi tanaman.  Kedua kesuburan tersebut saling berinteraksi dalam menentukan tingkat kesuburan bagi pertumbuhan tanaman.  
                          Di samping itu, pengolahan tanah mencakup pula menghilangkan gulma yang merupakan saingan tanaman, menimbun dan meratakan bahan organik yang penting bagi tanaman serta pertumbuhannya,  saluran drainase untuk mencegah terjadinya kelebihan air seperti dikehendaki  oleh tanaman.  Dalam pengolahan tanah memerlukan waktu mengingat terjadinya proses fisik , kimia dan biologis dalam tanah sehingga terbentuk suatu media yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
                                    Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam pengolahan tanah bagi tanaman obat antara lain :
a.
Bagi tanaman obat yang dipungut hasilnya dalam bentuk umbi  (tuber) umumnya dikehendaki pengolahan-pengolahan tanah cukup dalam                      (25 – 40 cm), struktur gembur sehingga pertumbuhan umbi atau rimpang dapat berkembang dengan  baik.
b.
Menghindari tercampurnya bahan induk yang belum melapuk dalam daerah pekarangan tanaman.Untuk itu perlu adanya waktu yang cukup untuk memberi kesempatan terjadinya proses pelapukan, antara lain proses oksidasi, sehingga akan terbentuk lapisan tanah  yang menjamin pertumbuhan akar. Hal itu penting yaitu pada waktu membuat lubang tanah (sedalam 40x 60) bagi tanaman obat berbentuk pohon, seperti Cengkeh (Eugenia caryophyllata), Kola (Cola nitida).
c.
Pembuatan teras – teras apabila tanah terlalu miring,agar erosi dapat diperkecil, misal  dalam penanaman Sereh  (Cymbopogon nardus ).
d.
Pengolahan tanah intensif, diusahakan bebas gulma pada awal                         pertumbuhan, yaitu untuk tanaman obat berhabitur perdu seperti                           Kumis kucing (Orthosiphon stamineus), Mentol (Mentha  piperita),  Timi           (Thymus  vulgaris)
e.
Pembuatan guludan sering dilengkapi dengan saluran drainase yang baik,  terutama bagi tanaman yang tidak toleran terhadap genangan air .Seperti     Cabe ( Capsicum annuum ).
2.     Penanaman
               Dalam penanaman dikenal  dua cara utama yaitu  penanaman bahan tanaman (benih atau stek ) secara langsung pada lahan dan disemaikan dahulu baru kemudian diadakan pemindahan tanaman ke lahan yang telah disediakan atau disiapkan.  Umumnya persemaian diadakan terutama bagi tanaman yang pada waktu masih kecil memerlukan pemeliharaan intensif. Tanpa perlakuan tersebut akan mengakibatkan tingkat kematian yang tinggi. Disamping itu persemaian diperlukan apabila benih terlalu kecil  sehingga sulit untuk mengatur tanaman sesuai dengan perkembangan teknologi tepat guna.
               Tujuan lain dari adanya persemaian agar dapat memanfaatkan  (menghemat) waktu  musim tanam tiba (umumnya pada awal musim hujan), sehingga pada saat musim tiba tanaman telah mengawali tumbuh lebih dahulu. Contohnya temulawak (Curcuma xanthorrhiza), rimpang ditunaskan lebih dahulu pada persemaian yang lembab dan agak gelap, baru kemudian belahan rimpang dengan tunasnya ditanam di lahan.
               Hal-hal yang perlu mendapat pertimbangan pada penanaman tanaman  obat antara lain :
a.
Mengingat pada umumnya penanaman pada lahan kering tanpa irigasi dan cuaca cukup panas maka penanaman dilakukan pada awal musim hujan .
b.
Penanaman dengan jarak atau baris teratur akan lebih baik dipandang dari segi fisiologi tanaman pemeliharaan dan estetika.
c.
Penanaman secara tunggal (monokultur) terutama bagi tanaman yang tidak tahan cahaya matahari, misalnya Mentol  (Mentha piperita).
d.
Penanaman ganda dapat dilakukan pada tanaman yang memerlukan   naungan ataupun untuk pertumbuhannya dapat beradaptasi terhadap sinar matahari tidak langsung, misalnya Kemukus  (Piper cubeba) . Tanaman yang dapat saling bertoleransi terhadap persaingan karena dapat memenuhi beberapa tujuan antara lain : memperluas areal tanam (pada satu tempat dan waktu bersamaan ditanam lebih dari satu macam tanaman), menghemat pemeliharaan, memperkecil resiko kegagalan panen. Penggunaan alat penopang bagi tanaman obat yang berbatang merambat dengan sistem tanaman ganda, tiang penopang dapat saja diganti dengan tanaman tegak lalu yang dapat juga menghasilkan.
e.
Populasi tanaman erat hubungannya dengan hasil, antara lain dipengaruhi oleh terjadinya persaingan antara tanaman dan kesuburan   tanah.
          3.  Pemeliharaan tanaman
                          Beberapa  faktor  penghambat  produksi,  misalnya  gulma, hama penyakit harus ditekan sehingga batas  tertentu.   Demikian pula  faktor  penghambat  lingkungan  fisik  dan  kimia ,  seperti kekurangan air,  tingginya  suhu,  kesuburan  tanah,  hendaknya diperkecil pengaruhnya. Perlu dilakukan pemupukan, misalnya  pemupukan nitrogen pada kandungan  alkaloida  pada  tanaman  tembakau  (  Nicotiana tobacum) . Demikian pula tindakan pemangkasan merupakan bentuk pemeliharaan lain.
         Beberapa tindakan pemeliharaan pada tanaman obat adalah :
a.
Bibit yang mudah layu, perlu adanya penyesuaian waktu tanamnya sehingga tidak mendapat sinar matahari berlebihan, misalnya penanaman Tempuyung (Sonchus arvensis) hendaknya dilakukan  pada sore hari dan diberi naungan sementara.
b.
Penyiangan  yang  intensif  guna  menekan  populasi  gulma disamping  dapat  mengurangi kesempatan tumbuh tanaman  usaha  juga  dapat  mengganggu  kebersihan hasil  pada saat  panen ( misal pada tanaman   Mentha arvensis)
c.
Penimbunan dan penggemburan dilakukan agar memperbaiki sifat  tanah tempat tumbuh.
d.
Perbaikan saluran drainase untuk mencegah terjadinya genangan atau kelebihan air yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
e.
Untuk mengurangi evaporasi (penguapan) air tanah, sehingga   kelembaban tanah dapat tetap sesuai , dilakukan pemberian   mulsa. Misalnya pada tanaman Jahe ( Zingiber officinale) pemberian  mulsa   jerami  dapat  menaikkan  hasil  sebesar 35 % .
f.
Pemangkasan bunga, yang berarti mencegah perubahan fase vegetatif  ke generatif yang banyak memerlukan energi, sehingga kandungan  bahan berkhasiat sebagai sumber energi tidak berkurang. Pada tanaman Dioscorea compositae kandungan glikosida diosgenin dapat bertambah dengan dilakukan pemangkasan bunga.
g.
Pemangkasan pucuk batang akan menstimulir percabangan, sehingga  dapat menambah jumlah daun yang tumbuh serta kandungan   alkaloida dalam akar bertambah.  Misalnya pada tanaman Kumiskucing ( Orthosiphon stamineus).
h.
Pemupukan nitrogen dapat meningkatkan kandungan alkaloida  dalam   akar Pule pandak ( Rauwolfia serpentina).
4.   Pemungutan hasil  ( panen)
      Penentuan saat panen suatu tanaman  obat hendaknya selalu diingat  akan  kwantitas  dan  kwalitas  simplisia.  Hal  ini mengingat jumlah zat  berkhasiat dalam tanaman tidak selalu  konstan sepanjang  tahun  atau  selama  tanaman  siklus   hidupnya, tetapi selalu berubah dipengaruhi oleh perubahan lingkungan. Misalnya  tanaman  Kelembak ( Rheum   officinale) tidak mengandung derivat antrakinon dalam musim   dingin,  melainkan  antranol,  yang  dirubah    menjadi  antrakinon pada musim panas.  Umur   tanaman  juga  umumnya   merupakan faktor  penting  dalam  akumulasi  bahan  yang  diinginkan.
         Beberapa penentuan (pedoman) saat panen :
a.
Bagi tanaman Empon-empon (familia  Zingiberaceae), panen dilakukan umumya pada saat bagian tanaman diatas  tanah menua atau kuning yang biasanya terjadi pada musim  kering,dan jika yang diambil akarnya . Misalnya   temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
b.
Daun dipungut sewaktu proses fotosintesa maksimal yaitu sebelum pembentukan buah. Misal tanaman Saga (Abrus praecatorius) .
c.
Bunga dipetik selagi masih kuncup (sebelum berkembang) misal pada cengkeh      (Eugenia caryophyllata).
d.
Buah dipetik menjelang masak, misal Solanum laciniatum sedangkan adas (Anethum graveolens) dipetik setelah masak  benar.
e.
Biji dipungut sebaiknya pada saat buah masak
f.
Kulit diambil sewaktu bertunas
L. Pengolahan Simplisia
1.    Pengeringan
               Hasil panen tanaman obat untuk dibuat simplisia umumnya perlu segera dikeringkan. Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air,  untuk menjamin dalam penyimpanan,  mencegah pertumbuhan jamur,  serta mencegah terjadinya proses atau reaksi enzimatika yang dapat menurunkan mutu.
              Dalam pengeringan faktor yang penting adalah suhu, kelembaban dan aliran udara ( ventilasi ).  Sumber suhu dapat berasal dari matahari atau dapat pula dari suhu buatan.
              Umumnya pengeringan  bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri atau komponen lain yang termolabil, hendaknya dilakukan pada suhu tidak terlalu tinggi dengan aliran udara berlengas rendah secara teratur. Untuk simplisia yang mengandung alkaloida, umumnya dikeringkan pada suhu kurang dari  70C.
              Agar dalam pengeringan tidak terjadi proses pembusukan , hendaknya simplisia jangan tertumpuk terlalu tebal. Sehingga proses penguapan berlangsung dengan cepat.  Sering suhu yang tidak terlalu tinggi dapat menyebabkan warna simplisia menjadi lebih menarik. Misalnya pada pengeringanTemulawak suhu awal pengeringan dengan panas buatan antara 50 0– 55 0 C.
         2.  Pengawetan
                        Simplisia  nabati atau simplisia hewani harus dihindarkan dari serangga atau cemaran atau mikroba dengan penambahan kloroform, CCl4, eter atau pemberian bahan atau penggunaan cara yang sesuai,  sehingga tidak meninggalkan sisa yang membahayakan kesehatan.
         3.  Wadah
                      Wadah adalah tempat penyimpanan artikel dan dapat berhubungan langsung atau tidak langsung dengan artikel. Wadah langsung (wadah primer) adalah wadah yang langsung berhubungan dengan artikel sepanjang waktu. Sedangkan wadah yang tidak bersentuhan langsung dengan artikel disebut wadah sekunder.
              Wadah dan sumbatnya tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan didalamnya baik secara fisika maupun kimia, yang dapat mengakibatkan perubahan kekuatan, mutu atau kemurniannya hingga tidak memenuhi persyaratan resmi.
     Wadah tertutup baik : harus melindungi isi terhadap masuknya bahan padat dan mencegah kehilangan bahan selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan distribusi.
         4.  Suhu penyimpanan
    Dingin : adalah suhu tidak lebih dari 80C, Lemari pendingin   mempunyai suhu  antara
    20C– 80C, sedangkan  lemari  pembeku  mempunyai  suhu  antara  -200C dan  -100C.
Sejuk : adalah suhu antara  80C dan 150C.  Kecuali dinyatakan lain, bahan yang harus di simpan pada suhu sejuk dapat disimpan pada lemari   pendingin.
Suhu kamar : adalah suhu  pada ruang kerja. Suhu kamar terkendali   adalah suhu yang di atur antara  15dan  300.
Hangat :  hangat adalah suhu antara  300  dan 400  .
Panas berlebih :  panas berlebih adalah suhu di atas 400.
5.    Tanda dan Penyimpanan
          Semua simplisia yang termasuk daftar narkotika, diberi tanda palang medali berwarna merah di atas putih dan harus disimpan dalam lemari terkunci. Semua simplisia yang termasuk daftar obat keras kecuali yang termasuk daftar narkotika, diberi tanda tengkorak dan harus disimpan dalam lemari terkunci.
6.    Kemurnian  Simplisia  
          Persyaratan simplisia nabati dan simplisia hewani diberlakukan pada simplisia yang diperdagangkan,  tetapi pada simplisia yang digunakan untuk suatu pembuatan   atau isolasi minyak atsiri, alkaloida, glikosida, atau zat aktif lain, tidak harus memenuhi persyaratan tersebut.
          Persyaratan  yang membedakan strukrur mikroskopik serbuk yang berasal dari simplisia nabati atau simplisia hewani dapat tercakup dalam masing – masing monografi, sebagai petunjuk identitas, mutu atau kemurniannya.
    
7.  Benda asing
    Simplisia nabati dan simplisia hewani  tidak boleh  mengandung organisme patogen, dan harus bebas dari cemaran mikro organisme , serangga dan binatang lain maupun kotoran hewan . Simplisia tidak boleh menyimpang bau dan warna, tidak boleh mengandung lendir , atau menunjukan adanya kerusakan. Sebelum diserbukkan simplisia nabati harus dibebaskan dari pasir, debu, atau pengotoran lain yang berasal dari tanah maupun benda anorganik asing.
     Dalam perdagangan , jarang dijumpai simplisia nabati tanpa terikut atau tercampur bagian lain , maupun bagian asing, yang biasanya tidak mempengaruhi simplisianya sendiri.  Simplisia tidak boleh mengandung bahan asing atau sisa yang beracun atau membahayakan kesehatan.  Bahan asing termasuk bagian lain tanaman yang tidak dinyatakan dalam paparan monografi.
  
M. Pemalsuan Dan Penurunan Mutu Simplisia
              
              Pemalsuan umumnya dilakukan secara sengaja, sedangkan penurunan mutu mungkin dilakukan secara tidak sengaja.
              Simplisia dianggap bermutu rendah  jika tidak memenuhi persyaratan - persyaratan yang telah ditetapkan,  khususnya persyaratan kadarnya. Mutu rendah ini dapat disebabkan oleh tanaman asal, cara panen dan pengeringan yang salah, disimpan terlalu lama, kena pengaruh kelembaban, panas atau penyulingan.
   Simplisia dianggap rusak jika oleh sebab tertentu, keadaannya tidak lagi memenuhi syarat, misalnya menjadi basah oleh air laut, tercampur minyak pelumas waktu diangkut dengan kapal dan lain sebagainya.
   Simplisia dinyatakan bulukan jika kwalitasnya turun karena dirusak oleh bakteri, cendawan atau serangga.
     Simplisia dinyatakan tercampur jika secara tidak sengaja terdapat bersama-sama bahan-bahan atau bagian tanaman lain, misalnya kuncup Cengkeh  tercampur dengan tangkai Cengkeh, daun Sena tercampur dengan tangkai daun.
              Simplisia dianggap dipalsukan jika secara sengaja diganti, diolah atau ditambahi bahan lain yang tidak semestinya. Misalnya minyak zaitun diganti minyak biji kapas,  tetapi tetap dijual dengan nama minyak Zaitun. Tepung jahe yang ditambahi pati terigu agar bobotnya bertambah, ditambah serbuk  cabe agar tetap ada rasa pedasnya, ditambah serbuk temulawak agar warnanya tampak seperti keadaan semula.
N. Pemerian
              Adalah uraian tentang bentuk, bau, rasa, warna simplisia, jadi  merupakan informasi yang diperlukan pada pengamatan terhadap simplisia nabati yang berupa bagian tanaman ( kulit, daun, akar dan sebagainya ).
O. Isi Simplisia
              Isi  simplisia dibagi dalam dua  kelompok, yaitu isi utama dan isi tambahan. Keterangan tentang isi  kadang-kadang malah merupakan kunci dalam sediaan-sediaan galenik.
P. Pembuatan Serbuk Simplisia
§   Bersihkan simplisia dari bahan organik asing dan pengotoran lain secara mekanik atau dengan cara lain yang  cocok,  keringkan pada suhu yang cocok, haluskan , ayak.Kecuali dinyatakan lain, seluruh simplisia harus dihaluskan sesuai derajat halus yang ditetapkan..
§   Simplisia yang  mengandung zat berkhasiat yang tidak tahan  panas, dikeringkan pada suhu serendah mungkin, jika perlu dengan pengurangan tekanan udara.
§   Pada pembuatan serbuk simplisia yang mempunyai persyaratan potensi dan kadar zat tertentu, misalnya serbuk Digitalis dan serbuk Opium , boleh ditambahkan serbuk sejenis yang mempunyai potensi atau kadar lebih rendah atau lebih tinggi, atau ditambah bahan lain yang cocok, misalnya Laktosa, Pati beras, hingga hasil pengolahan terakhir memenuhi persyaratan.
Q. Pengambilan Contoh Dan Metode Analisis Simplisia
              Perlu dipastikan bahwa contoh suatu simplisia harus mewakili  bets yang diuji, untuk mengurangi penyimpangan yang disebabkan oleh kesalahan pengambilan contoh terhadap hasil analisis baik  kwalitatif maupun kwantitatif.  Cara pengambilan contoh berikut merupakan cara paling sederhana yang   dapat diterapkan untuk bahan nabati.
Contoh dalam skala besar
                                 Jika pada pengamatan bagian luar wadah, penandaan dan keterangan etiket menunjukkan  bahwa bets dapat dianggap homogen , ambil contoh secara terpisah            dari berbagai wadah yang dipilih secara acak sesuai ketentuan dibawah ini.  Jika bets tidak dapat dianggap homogen, bagi menjadi beberapa sub-bets yang sehomogen mungkin, kemudian lakukan  pengambilan contoh pada masing-masing sub-bets seperti  pada bets  yang homogen.
     Jumlah wadah dalam bets (N)                                    
Jumlah  wadah yang harus diambil contohnya (n)
1  sampai  10                                               
semua
11 sampai  19                                                  
11
>  19                                                         
n = 10 +
Catatan:  Bulatkan harga  n  ke angka yang lebih tinggi.
 
               Contoh bahan harus diambil pada bagian atas, tengah dan bawah dari setiap wadah. Jika contoh bahan terdiri dari bagian – bagian  berukuran  1 cm atau lebih kecil  dan untuk semua bahan yang diserbukkan atau digiling, lakukan pengambilan contoh dengan menggunakan suatu alat pengambil contoh yang dapat menembus bahan dari bagian atas ke bagian bawah wadah, tidak kurang dari dua kali pengambilan yang dilakukan pada arah yang berlawanan. Jika bahan berupa bagian dengan ukuran lebih dari 1 cm, lakukan pengambilan contoh dengan tangan. Untuk bahan dalam wadah atau bungkus yang besar pengambilan contoh harus dilakukan pada kedalaman 10 cm, karena kelembaban bagian permukaan mungkin berbeda dengan bagian dalam. Persiapkan contoh dalam skala besar dengan menggabungkan dan mencampurkan setiap contoh yang telah diambil dari setiap wadah yang telah terbuka , dan jaga jangan sampai terjadi kenaikan tingkat fragmentasi atau mempengaruhi derajat kelembaban secara bermakna.
Contoh dalam skala laboratorium
            Persiapkan contoh laboratorium dengan membagi contoh  dalam  skala  besar  menjadi empat bagian (Catatan:cara membagi empat adalah dengan menempatkan contoh , yang telah dicampur dengan baik, diratakan dalam bentuk tumpukan segi empat dan sama rata , kemudian dibagi secara diagonal menjadi empat bagian  sama . Ambil kedua bagian yang berlawanan dan campur secara hati-hati . Ulangi proses ini secukupnya sampai diperoleh jumlah yang diperlukan
Contoh untuk pengujian 
              Kecuali  dinyatakan lain pada monografi , buat contoh pengujian sebagai berikut :
Perkecil ukuran contoh dalam skala laboratorium dengan membagi empat, jaga agar setiap bagian dapat mewakili. Pada bahan yang tidak digiling atau tidak diserbukkan, giling contoh sehingga melewati pengayak nomor 20, dan campur hasil ayakan . Jika bahan tidak digiling, perkecil sedapat mungkin sehingga  menjadi lebih halus, campur dengan menguling- gulingkan pada kertas atau kain, sebarkan menjadi lapisan tipis dan ambil bagian untuk pengujian .
Bahan Organik Asing
Contoh untuk pengujian 
Kecuali  dinyatakan lain dalam monografi , timbang sejumlah contoh dalam skala laboratorium seperti dibawah ini , usahakan agar bagian yang diambil mewakili (jika perlu dibagi empat).
                       Akar, rimpang, kulit batang dan herba            500 g
                       Daun, bunga , biji dan buah                             250 g
                       Potongan bagian tanaman (bobot rata-
                       rata  setiap potongan kurang dari 500 mg)         50 g
      
                      Tebarkan contoh menjadi suatu lapisan tipis dan pisahkan bahan organik asing dengan tangan  sesempurna mungkin.  Timbang  dan hitung prosentase bahan organik asing terhadap bobot  contoh yang digunakan.
 R.       Penilaian Obat
Ada 5 macam cara pemeriksaan untuk menilai simplisia
           
1.             Secara Organoleptik
          Adalah cara pemeriksaan dengan pancaindera dan meliputi pemeriksaan terhadap bentuk, bau, rasa pada lidah dan tangan, kadang- kadang pengamatan dengan pendengaran, dalam hal ini diperhatikan bentuk, ukuran, warna bagian luar dan bagian dalam, retakan- retakan atau gambaran–gambaran dan susunan bahannya (berserat-serat, bergumpal,dan lain sebagainya). Pemeriksaan secara organoleptik harus dilakukan lebih dahulu sebelum dilakukan pemerikaan dengan cara lain, karena pada umumnya pemeriksaan baru dilanjutkan jika penilaian organoleptik memberikan hasil baik . Pada simplisia bentuk serbuk, pemeriksaan secara mikroskopik dapat dilakukan secara serentak dengan cara organoleptik .
2.       Secara Mikroskopik      
          Umumnya meliputi pengamatan terhadap irisan melintang dan terhadap serbuk.
3.       Secara Fisika
          Meliputi penetapan daya larut , bobot jenis, rotasi optik, titik lebur, titik beku, kadar air, sifat-sifat simplisia di bawah sinar ultra violet,  pengamatan mikroskopik dengan sinar polarisasi dan lain   sebagainya.
4.       Secara Kimia
          Yang bersifat kwalitatif disebut identifikasi dan pada umumnya berupa reaksi warna atau pengendapan. Sebelum reaksi-reaksi tersebut dilakukan terlebih dahulu diadakan isolasi terhadap zat yang dikehendaki , misalnya isolasi dengan cara pelarutan, penyaringan dan mikrosublimasi. Pemeriksaan secara kimia yang bersifat kwantitatif disebut penetapan kadar.
5.       Secara Hayati / Biologi
          Pada umumnya bersifat penetapan potensi zat berkhasiat.
S.  Beberapa Istilah Yang Ada Hubungannya Dengan Kegunaan Simplisia Dan Nama      Penyakit
1.
Amara
Menambah nafsu makan / pahitan
2.
Anhidrotika
Mengurangi keluarnya keringat
3.
Stomakika
Memacu enzim – enzim pencernaan
4.
Analgetika
Mengurangi rasa nyeri
5.
Antelmintika
Membasmi cacing dari dalam tubuh manusia
6.
Anti fungi
Membasmi jamur, terutama jamur pada kulit,                                                misalnya  panu .
7.
Anti hipertensi
Menurunkan tekanan darah.
8.
Anti piretika
Menurunkan suhu badan
9.
Anti emetika
Mencegah atau menghilangkan mual atau muntah
10.
Anti diare
Menghentikan buang air besar , mencret atau murus
11.
Anti neuralgia
Menghilangkan rasa sakit / nyeri di kepala
12.
Anti reumatika
Menghilangkan  rasa sakit pada encok / rematik
13.
Anti spasmodika
Pereda / pelawan  keadaan  kejang pada  tubuh (pereda kejang)
14.
Anti septika
Membasmi  kuman ( desinfektika )
15.
Antidotum
Penawar  racun
16.
Antitusif
Pereda batuk
17.
Ekspetoransia
Mengurangi  batuk berdahak
18.
Anti diabetika
Untuk  mengobati kencing manis
19.
Anti hemoroida
Untuk mengobati wasir
20.
Anti iritansia
Mencegah perangsangan pada kulit dan selaput lendir
21.
Astringensia
Menciutkan selaput lendir atau pori  / pengelat
22.
Cardiaka
Untuk  jantung
23.
Cardiotonika
Untuk penguat kerja jantung
24.
Cholagoga
Membantu fungsi dari empedu
25.
Dismenorrhoe
Untuk mengobati nyeri haid
26.
Diaforetika / Sudorifika
Memperbanyak keluarnya keringat  / peluruh keringat 
27.
Digestiva
Merangsang pencernaan makanan
28.
Diuretika
Melancarkan keluarnya air seni / peluruh air seni
29.
Dilatator
Melebarkan pembuluh darah
30.
Depuratif
Pembersih darah
31.
Emenagoga
Memperbanyak keluarnya haid / peluruh haid
32.
Emetika
Menyebabkan muntah
33.
Gonorrhoe
Kencing nanah
34.
Hair tonic
Menguatkan atau menyuburkan rambut
35
Holitosis
Menyegarkan nafas
36.
Hemostatika
Menghentikan perdarahan
37.
Insektisida
Membasmi serangga
38.
Konstipasi
Sembelit / susah buang air besar
39.
Karminativa
Mengeluarkan angin dari dalam tubuh manusia
40.
Laktagoga
Memperlancar air susu ibu
41.
Laktifuga
Menghentikan atau mengurangi air susu ibu
42.
Litotriptika
Menghancurkan batu pada kandung kemih
43.
Laxantia, laksativa, purgativa
Melancarkan buang air besar / pencahar
44.
Skorbut
Sariawan, gusi berdarah karena kekurangan vitamin C
45.
Vasodilatansia
Memperlebar pembuluh darah
46.
Nephrolithiasis
Penyakit kencing batu
47.
Urolithiasis
Adanya batu dalam saluran air kemih
48.
Parkinson
Penyakit dengan ciri adanya tremor (gemetar), tangan serta kaki bergemetaran pada waktu diam                                                                                             
49.
Parkinsonisme
Penyakit yang mirip parkinson
50.
Parasimpatolitika
Pelawan efek perangsang saraf parasimpatik
51.
Pertusis
Batuk rejan / batuk seratus hari
52.
Roboransia / tonikum
Obat kuat
53.
Skabicida
Obat kudis
54.
Sedativa
Obat penenang
55.
Hipotiroidisme
Kekurangan aktivitas dari kelenjar gondok
56.
Trikhomoniasis
Penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur yang hidup di atas kulit (dermatofyt), jamurnya adalah Trichofyton                       
T.           Bagian  - Bagian dari Tanaman
          Kormus ( tubuh tanaman ) umumnya  dapat  dibagi  menjadi 3  bagian yaitu radix  (akar), caulis  (batang) dan folium (daun). Di samping itu pada tanaman dapat ditemukan gema (kuncup), flos (bunga), fructus (buah), semen (biji), tubera (umbi), rhizoma (akar tinggal), bulbus (umbi lapis). Cortex (kulit bagian batang atau buah atau buah yang dapat dikelupas), herba (bagian tanaman lunak di atas tanah), pulpa (daging buah), kayu (lignum).
U. Uraian Tentang Simplisia
1.             Buku – buku yang digunakan :
a.  Simplisia yang monografinya diuraikan di FI
b. Beberapa simplisia yang monografinya diuraikan di EFI dan dianggap masih
    relevan untuk diketahui siswa.
c.  Beberapa simplisia yang monografinya diuraikan dalam MMI   (MateriaMedika
    Indonesia )
d. Simplisia yang sediaan galeniknya diuraikan di FI
e.  Simplisia di dalam bab-bab tertentu masih disebutkan oleh FI baik sebagai contoh
maupun keterangan lain.
2.             Uraian masing-masing simplisia meliputi :
a.  Nama dan sinonim / nama lain simplisia
b. Tanaman asal simplisia
c.  Familia atau keluarga simplisia
d. Isi / zat berkhasiat utama dan persyaratan kadar
e.  Penggunaannya
f.  Pemerian
g. Bagian yang digunakan
h. Keterangan mengenai :
-          Sediaan atau preparat yang terdapat di FI dan Form . Nas yang masih
      digunakan
-          Penyimpanan
-          Jenis – jenisnya
-          Waktu panen / cara memproleh

By :
Free Blog Templates